Fenomena Lbian, Gay, Biseksual, dan Transgenr (LGBT) mepakan fenomena yang terjadi di masyarakat saat i.
Contents:
PRO DAN KONTRA KEBERADAAN LGBT (LBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENR), DAN PERMASALAHAN BIAS GENR
Keberadaan km LGBT memang sudah tidak asg lagi bagi masyarakat Indonia. Tidak sedik tempat selalu diramaikan ngan km LGBT. Keberadaan gay, * pro kontra lgbt *
Keberadaan gay, lbian, biseksual, dan transgenr di dunia i sebenarnya sudah ada sejak lama termas di tengah-tengah masyarakat Indonia.
LGBT sendiri tidak mengenal batasan ia, jenis kelam, stat sosial mpun pekerjaan bahkan i, studi-studi akamis mengenai fenomena LGBT at Lbian, Gay, Biseksual dan Transgenr telah semak ramai.
Universas Indonia (UI) tidak mengakui keabsahan Support Group and Rource Center On Sexualy Studi (SGRC). Ia mepakan kelompok pendung berbagai masalah sksual, termas lbian, gay, biseksual dan transgenr (LGBT). * pro kontra lgbt *
Banyaknya kekerasan yang derima mengakibatkan mereka pergi dan berkumpul ngan adalah Lbian-Gay-Biseksual-Trasngenr yau gerakan emansipasi kalangan non-heteroseksual.
Bagi pasangan gay, diantara mereka laki-laki ada yang menjadi seorang perempuan dan ada yang menjadi seorang laki-laki. Berkembangnya anisasi LGBT di Indonia seperti Gaya Nantara, As Pelangi, dan la-la menunjkan bahwa mereka menunt hak unt menunjkan intas mereka sebagai LGBT di khalayak umum. LGBTQ+ adalah sgkatan dari lbian, gay, biseksual, transgenr, queer, dan la-la.
Termas apa yang dianut oleh orang la, prsip hidup orang la, ka has menghargaya.
“Orientasi seksual ban lagi gangguan mental selama mereka sudah nyaman ngan kondisi orientasi seksualnya” --- (Wuri, S, 2016). LGBT mepakan istilah dari Lbian, Gay, Biseksual, dan Transgenr. Dalam LGBT i terdapat dua makna yang berbeda, dimana Lbian (sa sama jenis perempuan), Gay (sa sama jenis laki-laki) dan Biseksual (menyai laki-laki dan perempuan) termas dari * pro kontra lgbt *
Polemik tentang hubungan sama jenis, yang terkup dalam isu LGBT (lbian, gay, biseksual, dan transgenr) meramaikan media di Indonia akhir-akhir i.
LGBT menjadi masalah dan isu yang panas, ketika timbul kan bahwa gaya hidup LGBT i seolah-olah akan “dipasarkan” meluas, dan bahkan akan mendapat pengahan hum.
Sejumlah komunas, kelompok, dan dividu tertentu dudg sebagai pelaku, penganjur, at pendung gaya hidup LGBT. “Inisiatif i dimaksudkan unt memajan kejahteraan komunas lbian, gay, biseksual, transgenr, dan terseks (LGBTI), dan mengurangi ketimpangan dan margalisasi atas dasar orientasi seksual dan intas genr (SOGI), ” bunyi pernyataan UNDP di s rmya, 12 Febari 2016.
LGBT mepakan sgkatan dari kata Lbian, Gay, Bisexsual, dan Transgenr. Di Indonia terka legalisasi LGBT masih banyak pro dan kontra * pro kontra lgbt *
Pada 1980-an, laporan-laporan awal PBB tentang penyebaran HIV/AIDS membuat beberapa acuan ke homoseksualas.
* pro kontra lgbt *
Sedangkan Inks Kebebasan Mania (Human Freedom Inx) 1986 memaskan pertanyaan spifik, dalam menilai tatan hak-hak asasi mania setiap negara, dalam kaan keberadaan undang-undang krimal yang melawan homoseksualas. Sekjen PBB Ban Ki-moon mendung langkah ke arah penghormatan yang lebih bar terhadap hak-hak km gay dalam tahun-tahun terakhir. Saya bangga unt mendung ketaraan yang lebih bar bagi seluh staf, dan saya menyekan pada semua anggota keluarga PBB ka unt bersatu, dalam menolak homofobia sebagai diskrimasi, yang tak akan pernah dolerir di tempat kerja ka.
Contoh: Di Amerika Serikat banyak sekali pernikahan massal homoseksual diekspos oleh media LegalisasiKeadilan unt Menikah Menolak hak seorang unt menikah ngan orang yang dictaya akan menyebabkan terjadya diskrimasi. Di sisi la, ngan tidak meiki anak sera blogis, pasangan gay bisa mengadopsi anak-anak yang kurang bentung.
Seolah tidak mereda, isu Lbian, Gay, Biseksual, dan Transgenr (LGBT) tes menggeldg. Ba-ba i, jagat dunia maya digunng bera tentang pernyataan Ketua MPR, Zulkifli Hasan yang menyebutkan ada lima aksi di DPR RI yang setuju perilaku LGBT berkembang di Indonia. * pro kontra lgbt *
Kecerdasan AnakSebuah riset yang dilakan oleh Universy of Melbourne pada tahun 2014 menunjkan bahwa anak yang diasuh oleh pasangan gay meiki prtasi sekar 6% lebih tggi daripada anak yang diasuh oleh pasangan heterosexual. Bahkan di Amerika, seorang jurnalis bernama Ezra Kle mengatakan bahwa "Ka sehasnya memohon pada pasangan gay unt mengadopsi anak-anak.
Menut penelian oleh peneli dari UCLA, San Francis State Universy, dan the Universy of Massachetts at Amherst, pasangan gay yang tidak diperbolehkan menikah akan cenng mengalami str yang lebih tggi dibandgkan pasangan.